
APRESIASI SASTRA PUISI KARYA SRI DJOKO JOEWONO “BUNDAKU INSPIRASIKU”
Oleh Eddy Yusuf
Bahwa kita tentu masih ingat nasehat penting saat kita memasuki usia remaja. Nasehat dari seorang ibu yang hemat saya hampir semua ibu memberikan nasehat berikut, kepada anak-anaknya: “janganlah engkau bersahabat dengan Allah melainkan semata-mata dengan mengikuti perintahnya”.
Maka, seorang penyair ketika menuliskan larik /Engkau ibu kandung terpilih Yang Maha Agung/ adalah karena kepekaannya yang luar biasa yang kemudian memilih diksi tersebut untuk menempatkan sosok IBU, terpilih dan dipilih sebagai perempuan yang wajib dimuliakan oleh anak-anaknya.
Ibu juga menasehati kita, dengan kalimat yang pasti masih sangat diingat dalam ingatan anak-anaknya “janganlah bersahabat dengan sesama mahkluk melainkan dengan nasehat menasehati dan janganlah bersahabat dengan hawa nafsu melainkan dengan menyalahi atau tidak melayani kemauannya”. Oleh penyair, Sri Djoko, ditafsirkan dengan larik yang sangat pas berikut ini /Kasih sayangmu tak lekang waktu/
Dipetik dari judul puisi “BUNDAKU INSPIRASIKU”. Benarlah adanya bawah ibu senantiasa menyampaikan nasehat dengan lemah lembut, bahkan kadangkala menggunakan kiasan-kiasan atau perumpamaan-perumpamaan yang samar-samar, seolah-olah ibu tidak langsung menasehati anak-anaknya, sebab ibu sangat tidak ingin anaknya tersinggung atau sejenisnya.
Sehingga, penyair memilih diksi berikut ini
/Suri tauladan kau berikan untuk kujalani/. Kita sangat memaklumi bahwa seorang ibu adalah sosok istimewa yang diciptakan Allah SWT di dalam kehidupan ini, lebih dari itu seorang ibu adalah gambaran manusia yang menakjubkan.
Bagaimana tidak, dengan tampilan kekuatan fisik yang kerap kali dipandang rentan, seorang ibu ternyata memiliki kekuatan lain, yang tidak terduga. Dia memiliki energi dan ketahanan yang jauh melampaui laki-laki (bapak). Bahkan peran yang dimainkannya dalam kehidupan ini tidak tanggung-tanggung, jika umumnya kaum laki-laki, hanya memainkan satu atau dua peran, ternyata seorang ibu bisa memainkan peran lebih banyak lagi.
Atas peran dan tanggung jawab besar yang dimainkan seorang ibu maka adalah suatu kebenaran Allah SWT melalui utusannya Muhammad SAW menjelaskan, bahwa surga seorang anak manusia berada di bawah telapak kaki Ibu.
Tentu saja itu adalah metafora, meski begitu kebenaran ajaran atau inti yang dikandungnya sangat jelas, yaitu menunjukkan bahwa ridho orang tua khususnya ibu, terhadap anaknya sangatlah penting.
Bahkan lebih dari itu seorang ibu ditinggikan derajatnya tiga kali lipat dibanding laki-laki. Pendapat umum mengatakan bahwa tingkat tiga tingkat derajat bagi seorang ibu merupakan hal yang sangat tepat, boleh jadi pendapat ini berkembang dari perbandingan fisik, peran alami antara seorang wanita dan seorang laki-laki.
Maksudnya adalah tiga derajat tersebut mewakili tiga peran seorang ibu yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh seorang ayah. Bila seorang ayah mencari nafkah alias bekerja, maka sesungguhnya seorang wanita pun bisa melakukannya.
Tetapi apakah seorang ayah bisa melakukan ketiga peran lain yang dimiliki seorang ibu yang berupa mengandung, melahirkan, dan menyusui, belum lagi merawat si jabang bayi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan hingga kelak si bayi menjadi seorang dewasa yang berguna.
Berikut larik-larik selengkapnya, puisi karya penyair Sri Djoko Joewono:
BUNDAKU INSPIRASIKU
Bunda
Engkau ibu kandung terpilih Yang Maha Agung
Mengandung dan melahirkan diriku yang beruntung
Begitu besar jasamu tak dapat terhitung
Bunda
Aku teringat masa kecilku dulu
Kasih sayangmu tak lekang waktu
Timang sayang, dekap hangat dalam pelukmu
Hingga kuterlelap di belahan dadamu
Bunda
Engkau ibu yang paling setia
Pendamping Ayah dalam suka dan duka
Nasehat dan bimbinganmu indah merasuk jiwa
Engkau batu penjuru bekal hidup hingga aku dewasa
Bunda
Engkau Ibusuri pendamping keluarga bahagia
Harum namamu semerbak bagai mahkota bunga
Suri tauladan kau berikan untuk kujalani
Hingga kelak aku mandiri hidup bahagia
Terima kasih Bunda
Engkau inspirasi luar biasa
TangSel, 02 Oktober 2023
Dalam hal hak seorang ibu yang demikian besar, bahkan Islam mendorong umatnya untuk melebihkan bakti kepada ibu, serta lebih menjaga hak-haknya.
Antologi puisi yang dimaksudkan untuk mengapresiasi hari IBU pada setiap 22 Desember ini, semoga menghadirkan sebuah oase di tengah kerinduan kita pada kenangan-kenangan manis lagi indah pada setiap ingatan ini menukik pada seluruh pesona jiwa Ibu yang Agung, Mulia yang mana kita sebagai anaknya tiada akan pernah mampu membalas seluruh perhatian yang diberikan dan pengorbanannya.
Tangerang, 26 Oktober 2023