November 30, 2023

PERKASANEWS.COM – JAKARTA – Presiden RI menyampaikan pidato kenegaraan di komplek Parlemen, Gedung MPR/DPR/DPD, menyambut ke-77 tahun Kemerdekaan Indonesia, Selasa (16/8/2022).

Presiden menyampaikan sejumlah kemajuan Indonesia paska melalui perjuangan berat menghadapi Covid-19.

“Kita tahu ada sekitar 107 negara terdampak krisis dan sebagian di antaranya diperkirakan akan jatuh bangkrut,” ungkap Presiden.

Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem dan 345 jiwa terancam kekurangan pangan akut dan kelaparan.

“Ujian ini tidak mudah bagi dunia dan juga tidak mudah bagi Indonesia. Negara kita Indonesia, termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi covid-19, termasuk 5 besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, yaitu 432 juta,” ujar Presiden mengawali pidato kenegaraannya.

Terkait inflasi, Presiden menambahkan, Indonesia juga berhasil mengendalikan, di kisaran 4,9%. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi Asia yang berada di sekitar 7 % dan jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%.

“Sampai pertengahan tahun 2022 ini APBN juga surplus, oleh karena itu pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, subsidi LPG dan subsidi listrik sebesar 502 triliun, di tahun 2022 ini. Agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi,” papar Joko Widodo.

Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di angka 5,44% pada kuartal kedua tahun 2022 ini. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut. Di semester 1 tahun 2022 ini sekitar 364 triliun.

“Patut kita syukuri, fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah ekonomi dunia. Kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Namun, di sisi lain agenda-agenda besar bangsa harus terus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia maju,” ujar Presiden.

Dilanjutkannya, dalam menghadapi pandemi covid 19 yang melanda seluruh dunia, bangsa Indonesia telah menunjukkan diri sebagai bangsa yang tangguh. Masyarakat dusun, masyarakat kampung, saling melindungi dan saling berbagi.

“Ulama, tokoh agama dan tokoh adat, aktif mendampingi masyarakat. Organisasi sosial, keagamaan, bergerak cepat membantu masyarakat, tenaga kesehatan, TNI dan polri, saling bersinergi. Bersama-sama, bergotong-royong,” ungkap Presiden.

Ditambahkannya, Lembaga-lembaga negara juga mendukung pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian. Kalau kita mampu mengelola pandemi dengan baik, berarti kita juga insya Allah, pasti mampu mengelola agenda besar lainnya dengan baik pula. Inilah kekuatan pertama kita, untuk membangun negara kita Indonesia.

“Kekuatan kedua Indonesia adalah sumber daya alam yang berlimpah, wilayah yang luas, dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Pasti menjadi kekuatan besar. Indonesia dengan kekayaan sumber alamnya, jika kita kelola secara bijak dan berkelanjutan, syaratnya satu, harus direalisasikan di dalam negeri. Agar nilai tambah bisa maksimal untuk kepentingan nasional. Hal ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” urai Presiden.

Tahun ini, kata Presiden, kita akan menjadi Presiden G20. Organisasi 20 negara ekonomi terbesar di dunia. Dan tahun depan kita juga menjadi ketua negara-negara ASEAN. Artinya kita berada di puncak kepemimpinan global dan memperoleh kesempatan besar untuk membangun kerjasama-kerjasama internasional.

Kepercayaan besar dari masyarakat internasional ini juga bisa dirasakan di dalam negeri. Reformasi struktural untuk daya saing dan iklim perusahaan terus kita lakukan, ekosistem investasi dan pertumbuhan UMKM terus kita perbaiki. Realisasi dan manufaktur di dalam negeri, juga terus tumbuh besar.

Pertumbuhan investasi juga meningkat tajam di mana saat ini 52% nya sudah berada di luar pulau Jawa. Artinya, ekonomi kita bukan hanya tubuh besar, tetapi juga tumbuh merata menuju pembangunan yang Indonesia sentris.

Dengan kekuatan dan peluang besar tersebut kita mempunyai kesempatan besar untuk membangun Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. Kuncinya hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam, harus terus dilakukan, setelah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat.

“Saya ingat di tahun 2014 hanya sekitar 16 triliun, tapi di tahun 2021 meningkat menjadi 36 triliun. Karena sudah diekspor dalam bentuk barang setengah jadi, maupun barang jadi,” ungkap Presiden.

Dilanjutkannya, di akhir tahun 2022 ini, kita harapkan sudah bisa mencapai 440 triliun. Sekali lagi itu hanya dari nikel. Selain itu, penerimaan pajak, devisa negara juga naik. Sehingga lebih stabil.

Sekarang ini Indonesia telah menjadi produsen batrey mobil. Merupakan kunci dalam rantai produsen mobil listrik dari Asia, dari Eropa dan dari Amerika ikut berinvestasi di negara kita.

Setelah nikel, pemerintah juga akan terus mendorong tembaga dan timah. Kita harus berani membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia.

Realisasi optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi harus terus kita tingkatkan. Rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove. Memanfaatkan potensi besar energi bersih dari panas matahari, panas bumi, energi angin.

Hal ini akan menarik industri penghasil produk kawasan industri hijau. Di Kalimantan Utara akan menjadi green industrial Park terbesar di dunia.

“Saya optimis kita akan menjadi penghasil produk-produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional. Upaya tersebut bisa langsung disinergikan dengan program peningkatan produksi pangan dan energi pemanfaatan kekayaan hayati laut,” kata Jokowi.

Ditambahkannya, kita sudah tidak lagi impor beras dalam 3 tahun terakhir. Pembangunan bendungan dan irigasi telah mendukung peningkatan produktivitas. Terkait itu, Indonesia baru saja memperoleh penghargaan dari internasional yang disaksikan oleh FAO.

“Karena kita dinilai mampu mencapai sistem ketahanan pangan dan swasembada beras sejak tahun 2019,” ungkap Presiden.

Diuraikannya lebih lanjut, terkait perlindungan hukum, sosial, politik dan ekonomi untuk rakyat, harus terus diperkuat. Pemenuhan hak sipil dan praktek demokrasi hak politik perempuan dan kelompok marginal harus terus kita jamin.

Pewarta: Eddy Yusuf
Editor: Redaksi/EY
Foto: istimewa

Tinggalkan Balasan