
PERKASANEWS.COM – JAKARTA – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengajak semua pihak untuk mengatasi masalah ketersediaan pangan, masalah Stunting dan peningkatan gizi untuk meningkatkan SDM Indonesia di masa depan.
Dalam sambutan Konferensi Ketahanan Pangan yang digagas Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII), Jumat (5/8/2022) yang dibacakan oleh staf khusus ..Muhadjir menegaskan bahwa SDM Indonesia tidak boleh tertinggal dibandingkan dengan negara lain karena masalah pangan pokok dan tidak tercukupinya gizi untuk anak dan untuk Ibu yang mempersiapkan kehamilan atau sedang hamil.
“Kita harus kerja keras untuk menurunkan stunting yang ditargetkan turun sampai 14 % pada tahun 2024,” tambahnya
Menko PMK juga menegaskan, komitmen pemerintah untuk membangun kemandirian pangan.
“Kemandirian pangan sangat penting, maka sekali lagi saya mengajak kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk memanfaatkan lahan-lahan sekecil apa pun untuk menanam, agar dapat berproduksi untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari,” ujar Muhadjir.
Ditambahkannya, jangan sampai ada lahan yang kosong, tanamlah sayur-sayuran dan buah-buahan, yang dapat dimanfaatkan untuk asupan gizi anak kita. Kita menanam di manapun bisa tumbuh dan bisa kita panen.
“Anak-anak adalah penentu wajah masa depan Indonesia. Kalau anak-anak sehat, cerdas, dan berakhlak mulia, maka bangsa Indonesia akan dapat bersaing dengan negara lain. Namun, jika anak-anak kita masih banyak yang stunting, gizinya tidak baik, sekolahnya tidak sampai minimal pendidikan menengah, maka sulit bagi kita ke depan untuk bersaing dengan negara-negara maju,” ucapnya.
Menko Muhadjir mengajak Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia untuk bersinergi bersama Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan seluruh komponen masyarakat untuk menurunkan angka stunting beserta seluruh akar masalahnya dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia. Generasi penerus bangsa yang berkualitas. Ini harus betul-betul harus kita siapkan dengan baik.
“Keluarga memiliki peran penting dalam mewujudkan kemandirian pangan pokok, karena keluarga merupakan unit terkecil di dalam masyarakat,” tambah Muhadjir.
Untuk ketahanan pangan mulailah dari keluarga, dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami buah, sayuran, umbi-umbian dan lain sebagainya termasuk ternak dan ikan, jika memungkinkan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.
“Konsorsium Koperasi Ketahanan Pangan, sebagai soko guru perekonomian agar dapat menampung hasil tanaman masyarakat, sehingga roda perekonomian akan terus menguat dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” pungkas Muhadjir.
Redaksi: PN