
PERKASANEWS.COM-SERANG|Pembangunan jembatan yang berlokasi di Kampung Penyebrangan Desa Panosogan Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang-Banten, diduga terkesan dipaksakan dan banyak merugikan warga. Selasa (19/7/2022)
Diketahui bahwa jembatan penghubung antara Desa Panosogan dan Desa Belokang yang menghubungkan dua Kecamatan yaitu Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Bandung, pengerjaan tersbut di kerjakan di akhir tahun 2020 lalu dan sampai saat ini Juli 2022 belum kunjung rampung.
Pasalnya saat ini sedang di lakukan pembangunan akses jalan menuju jembatan, yang dampak nya merugikan warga Desa Panosogan, diantaranya jalan menjadi licin ketika hujan turun dan bahkan air hujan langsung masuk ke rumah warga, yang seharusnya sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan sosialisasi dan solusi dari pihak pengembang untuk mengantisipasi dampak dari pembangunan tersebut.
Pelaksana pembangunan Faisal saat di konfirmasi menjelaskan bahwa sebelum pelaksanaan jauh sebelumnya kita sudah koordinasi dengan pihak Desa, terkait akan dilaksanakannya pengerjaan akses jalan yang menuju jembatan.
“Sudah Pak, kita dari perusahaan sudah minta ijin dan koordinasi sama pihak Desa,”jelasnya kepada awak media
Hal senada juga disampaikan Otek selaku Humas dari PT sacna bahwa sudah koordinasi dengan pihak Desa dan juga Dinas PU
“Kami sudah Koordinasi dengan Pak Lurah dan Pak Hendra dari PU, bahwa akan melakulan pengerjaan, sebenernya kami juga ragu karena sebagian tanah pembebasan nya belum selesai kami tidak mau ada masalah dan untuk kompensasi warga yang terdampak saya tidak tau, lebih jelas nya silahkan bapak konfirmasi langsung ke pak Hendra dari pihak PU,”ucapnya kepada awak media.Senin (18/7/2022).
Di tempat yang sama pada waktu yang berbeda Tusi Kepala Desa Panosogan saat di konfirmasi menjelaskan memang sudah ada Koordinasi dari pihak Perusahaan ke Desa.
“Dalam hal ini saya sebagai Kepala Desa tidak menghambat pembangunan yang memang di peruntukan untuk pasilitas umum akan tetapi di mohon kepada Pemerintah agar segera membereskan pembebasan tanah warga yang terkena pembangunan tersebut,”ujarnya
Tak tinggal diam untuk mendapatkan informasi yang akurat awak media langsung mendatangi Hendara dari Dinas PU di lokasi proyek pembangunan jembatan dan menjelaskan,
“Target pembangunan jembatan ini hingga bulan Desember dan untuk mencapai target kita sudah harus kerjakan dari sekarang, untuk masalah pembebasan tanah warga saya juga kurang tau kenapa belum selesai sampai sekarang” ucap Hendra
Di sisi lain M.Ali Sidik warga kampung panyebrangan yang juga seorang Aktivis menyampaikan ke awak media bahwa
“Saya menyesalkan bahwa proyek yang notabenenya dikerjakan perusahaan besar dalam hal ini PT.Sacna dengan anggaran puluhan bahkan sampai ratusan milyar ternyata di lapangan pekerjaannya tidak mengindahkan lingkungan setempat sehingga imbas dari proyek tersebut dirasakan sangat merugikan warga sekitar,”tegasnya
Sidik juga menyayangkan seharusnya proyek dilaksanakan dengan memperhatikan SOP dan dalam SOP pembangunan sudah jelas bahwa, CSR dan kompensasi bagi warga terdampak itu harus ada tapi ini sebaliknya.
“Kami sudah tanyakan kepada pihak-pihak terkait yang ikut serta dalam pembangunan tersebu namun bersikeras bahwa kompensasi untuk warga itu tidak ada, terkait pembebasan belum semuanya dibebaskan dan sebagian belum dibayarkan oleh pihak pelaksana proyek kepada warga terkait pembebasan, akan tetapi proyek tersbut sudah berjalan sampai saat, selain itu pihak pelaksana proyek tidak memperhatikan keamanan, kenyamanan dan keselamatan terhadap warga setempat,”pungkasnya
Sampai berita ini dinaikan awak media masih mencoba mengkonfirmasi pihak-pihak terkait.
(*Tim/Red:P06)