Desember 1, 2023

PERKASANEWS.COM – SERANG – Padepokan Giri Mantaka semakin mengokohkan eksistensinya. Pada tanggal 7 Juni 2022 padepokan ini dideklarasikan oleh Pembinanya, H. Andika Hazrumi. Dengan demikian legalitas kehadiran Padepokan Giri Mantaka tidak perlu dipertanyakan lagi.

Dua kata Giri Mantaka ini bermakna, Giri (gunung) Mantaka (pengetahuan) memilih domisilinya di Pamarayan, Serang, Banten.

Pada awal berdirinya, lebih dahulu ditandai adanya Musyawarah Besar (MUBES) yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 16 Agustus 2021 lalu bertempat di Perguruan Tajimalela Bojongloa, Pamarayan, Serang, Banten.

Ketika itu secara aklamasi Abah Zaenal Arifin terpilih sebagai Ketua Umum Padepokan Giri Mantaka untuk periode lima tahun. Maka, deklarasi pada tanggal 7 Juni 2022, merupakan amanat yang tertunda oleh sebab Indonesia menghadapi musibah covid-19.

Andika Hazrumi selaku Pembina Padepokan Giri Mantaka dalam arahannya pada momentum deklarasi yang mengusung tema, “MAPAG PUPUHU PUSAKA BANTEN” menekankan pentingnya memelihara tradisi leluhur, yang merupakan peninggalan budaya, di mana kearifan lokal (Banten) sudah mengakar sangat lama.

“Tujuan organisasi (padepokan) kemasyarakatan ini untuk memelihara kearifan lokal (Lokal Wisdom), yang pernah diajarkan leluhur (karuhun) Pamarayan, yang senantiasa mengedepankan asah-asih dan asuh. Hal itu sesuai dengan ajaran karuhun (warisan) Sunda. Giri Mantaka hadir memelihara warisan yang sudah turun temurun ini,” ungkap Andika.

Sementara itu Abah Zainal Arifin, selaku tokoh penting di Padepokan Giri Mantaka, mengatakan, “Giri Mantaka merupakan wadah sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi bangsa dan negara ini yang mengalami penurunan moral dan kesusilaan, serta kurang menghargainya ajaran leluhur.”

Ditambahkan Abah Zainal Arifin, terutama terkait norma-norma yang berlaku di masyarakat, khususnya di masyarakat Sunda Banten.

Pada kesempatan yang sama, Andika juga menyampaikan kekhawatirannya. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa dewasa ini dijumpai menurunnya kepedulian masyarakat, akibat globalisasi dan berkembang pesatnya dunia gadget/internet. Kondisi ini sangat memberi pengaruh pada sistem sosial kehidupan.

“Lemahnya moralitas dan rasa hormat terhadap orang tua dan guru, bahkan sesama mereka. Di sini, ajaran karuhun Pamarayan yang sudah meluas ke berbagai daerah, diharapkan mampu membentengi pengaruh negatif media sosial tersebut,” tukas Andika.

Bahwa sejak almarhum Abah Endang Undara hidup, pengikut dari organisasi ini sudah tersebar. Deklarasi Padepokan Giri Mantaka, semata meneruskan amanat karuhun agar lebih sesuai dengan kondisi zaman, di mana sebuah organisasi kemasyarakatan memerlukan legalitas dan diakui keberadaannya oleh negara.

Pada deklarasi Padepokan Giri Mantaka, juga ditampilkan atraksi Debus, yang memberikan hiburan tersendiri bagi masyarakat yang menyaksikan di bilangan Bendungan Lama Pamarayan.

Pewarta: Eddy Yusuf
Editor: Redaksi/EY

Tinggalkan Balasan