November 30, 2023

 

PERKASANEWS.COM, SERANG — Sekolah SMPN 1 Cikeusal diduga melakukan praktik bisnis yang berkedokan Koperasi terhadap seluruh siswa di tahun ajaran 2020-2021
dengan cara meminta tebusan baju seragam, batik ,kaos olah raga, sampul rapot dan izajah sebesar Rp. 440.000,00 –(Empat Ratus Empat Puluh Ribu) persiswanya.

Kuatnya dugaan sekolah SMPN 1 Cikeusal melakukan bisnis yaitu pada saat ada pengakuan dari beberapa wali murid .

” Betul, awalanya waktu Kelas Satu Suruh Bayar Rp.40.000,00 (Empat Ratus Ribu Rupiah) yaitu diantara rinciannya yakni baju seragam, atribut, kaos olahraga, seragam batik dan sampul rapot dengan harga Rp. 60.000,00,- per sampul ,” terang (R) salah satu orang tua murid  kepada awak media pada Senin ,(10/01/2022).

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Cikeusal Tohidi S.Pd saat di konfirmasi membenarkan bahwa pihaknya menjual baju seragam, kaos olahraga dan sampul rapot .Ia juga mengatakan bahwa ,tindakan tersebut tidak apa-apa karena yang mengkoordinir dari pihak Koperasi dan uang tersebutpun di pergunakan untuk semua dewan guru .

“Memang betul, sekolah kami menjual baju seragam kaos atribut dan sampul rapot . Menurut saya ya nggak apa-apa sih, karena itu di koordinir oleh koperasi Contoh beli sampul Rp.30.000,00,- lalu kami jual Rp.60.000,00,- untung Rp.30.000,00,- . Nanti duitnya kan buat tambah tambah dewan guru semuanya nggak buat sendiri,”katanya .

Namun, saat ditanya soal anggaran seperti atribut, seragam batik, dan sampul rapot itu apakah tidak dimasukkan kedalam koring Dana BOS.

Kata dia,tidak ada yang memakai Dana Biaya Operasional Sekolah (BOS).

” Tidak sama sekali ,itu tidak ada anggaran yang menggunakan dana BOS,”katanya.

Ditempat yang sama ,Mutmainah S.Pd , diketahui pada waktu itu ia menjabat Wakasek bidang kurikulum angkat bicara tentang adanya dugaan bisnis yang di lakukan sekolah SMPN 1 Cikeusal.

” Begini , kami tidak pernah memaksa hanya menawarkan bagi siapa saja yang mau dan kami hanya memesan untuk kelas 7 dan 8 yang jumlah siswanya 500 yang kami pesan hanya 300 sampul itu pun masih tersisa,”pungkasnya.

Sampai berita ini dimuat awak media masih mencoba menghubungi pihak-pihak terkait.

 

Reporter : Wahyu/Surtani

Editor : Enggar